NEWSTICKER

Pelaku Pasar Harapkan Stimulus Tiongkok Bisa Pulihkan Ekonomi

Ekonomi Tiongkok. Foto : AFP.

Pelaku Pasar Harapkan Stimulus Tiongkok Bisa Pulihkan Ekonomi

Fetry Wuryasti • 6 June 2023 13:17

Jakarta: Pelaku pasar dan investor berharap langkah stimulus Tiongkok untuk membantu sektor sektor ekonomi tertentu, seperti properti dan manufaktur. Mereka berharap ada langkah yang lebih luas seperti penurunan tingkat suku bunga.

Pemerintah Tiongkok sedang mengerjakan beberapa langkah yang diharapkan dapat menjadi stimulus baru dalam mendukung pasar properti setelah kebijakan yang ada sebelumnya telah gagal untuk memulihkan sektor tersebut.

Regulator sedang mempertimbangkan untuk mengurangi uang muka di beberapa lingkungan non inti di kota-kota besar, menurunkan komisi agen ketika transaksi, hingga melonggarkan pembatasan untuk pembelian tempat tinggal di bawah arahan Dewan Negara.

Sektor properti Tiongkok berhasil bertahan, namun justru saat ini telah menjadi hambatan bagi pemulihan ekonomi di sana. Penjualan rumah melambat pada Mei dari sebelumnya 29 persen menjadi 6,7 persen.

Belum lagi utang developer yang terus naik atau hampir sekitar 12 persen dari GDP Tiongkok, yang berisiko gagal bayar. Sehingga ini memberikan tekanan terhadap stabilitas keuangan.

"Kecil kemungkinan Bank Sentral Tiongkok menurunkan tingkat suku bunga. Mereka menyampaikan ini bukan tentang besaran kuantitas yang akan diberikan untuk menstimulus perekonomian, tapi lebih kepada stabilitas dan kualitas ekonomi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa, 6 Juni 2023.

Paket ekonomi terbatas

Dewan Negara Tiongkok telah mengumumkan adanya paket ekonomi terbatas, yang diharapkan meningkatkan konsumsi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Mereka juga berjanji untuk memperpanjang pembebasan pajak atas pembelian.

Pemerintah Tiongkok menyadari fondasi ekonomi berikutnya terletak pada EV, sehingga mereka terus memperkuat fondasi baru tanpa meninggalkan fondasi yang lama. Terkait dengan manufaktur, pemerintah juga sedang membuat keringanan pajak untuk perusahaan manufaktur kelas atas yang diharapkan dapat memberikan dorongan.

"Namun kami berharap apa yang dilakukan Tiongkok harus diikuti dengan evaluasi yang ketat, agar stimulus yang diberikan mampu ke arah yang diinginkan," kata Nico.

Selama ini meskipun Pemerintah Tiongkok sudah memberikan stimulus, tapi masih menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Mereka juga terlihat lebih fokus pada kualitas pertumbuhan ekonomi daripada kecepatan ekspansi.

Oleh karena itu ada keinginan untuk menyeimbangan pertumbuhan jangka pendek yang stabil, dan menjaga prospek jangka panjang seperti di pasar properti dan utang, yang akan memberikan implikasi kepada stabilitas di sektor keuangan.

Perlambatan ekonomi

Morgan Stanley mengatakan perlambatan ekonomi pada kuartal II-2023 hanya sementara, dan tetap yakini pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,7 persen (yoy). Morgan Stanley yakin Tiongkok akan melonggarkan aturan properti, dan menginvestasikan 1 triliun yuan atau USD141 miliar untuk infrastruktur.

Namun demikian, Macquarie Group mengatakan Bank Sentral Tiongkok harus mengambil langkah lebih banyak untuk menstabilkan perekonomian, karena banyak data ekonomi yang melemah pada bulan April dan Mei.

"Kami melihat di tengah kepungan dorongan untuk menurunkan tingkat suku bunga, Bank Sentral Tiongkok tidak akan luluh," kata Nico.

Dengan amunisi kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral AS The Fed satu kali lagi pada Juni atau Juli, hal ini memberi tekanan tersendiri bagi Yuan Renminbi dan potensi terjadinya capital outflow.

"Tujuan akan kualitas pertumbuhan ekonomi Tiongkok sudah menjadi fokus Bank Sentral China ke depannya, sehingga kemungkinan tingkat suku bunga dipangkas mungkin akan jauh lebih terbatas," kata Nico.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Husen Miftahudin)