- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Sosok Tionghoa di Balik Masjid Luar Batang
Peristiwa • 6 days agoMasjid Luar Batang merupakan masjid dengan sejarah panjang di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Namun, ternyata ada sosok Tionghoa di balik masjid unik ini.
Kisah masjid ini dapat diruntun dari seorang pendakwah asal Yaman Selatan bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus yang datang ke Batavia dengan misi memperkenalkan dan mengajak warga setempat mempelajari islam.
Banyak warga yang datang untuk berguru ilmu agama kepadanya, tidak sedikit pula yang datang untuk didoakan Habib Husein.
Sebelum meninggal dunia, ia sempat berwasiat kepada murid-muridnya agar kelak dimakamkan di tempat ini. Namun karena kondisi tanah yang tidak mendukung, jasadnya sempat dibawa oleh murid-muridnya ke pemakaman di Kawasan Tanah Abang sebanyak 3 kali, namun jasadnya seolah-olah selalu keluar dari keranda dan kembali ke tempat ini.
Seolah memberi tanda bahwa ia tidak ingin dimakamkan di tempat lain selain di masjid ini. Warga sekitar akhirnya memakamkannya di Masjid Luar Batang ini. Menurut versi yang paling populer, dari sinilah nama Masjid Kramat Luar Batang berasal.
Di zaman kolonial tahun 1740, para pelaku usaha mendapatkan tekanan yang luar biasa dari Pemerintah Hindia Belanda. Termasuk seorang saudagar keturunan Tionghoa bernama Nek Bok Seng yang terpaksa meminta bantuan Habib Husein agar terlepas dari kekangan dan ancaman menjadi tawanan dari Pemerintah Hindia Belanda.
Dalam sejarahnya, dua orang ini seperti 2 sisi mata uang dengan ciri khas yang unik dan menarik. Hal ini terlihat dari konsep pergaulan sosial religi (keagamaan) masyarakat Batavia terutama di sekitar kawasan ini.